K.P. SHK

Pertumbuhan Ekonomi Rendah Emisi: Mau Kemana?

Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011, Kemitraan bekerja sama dengan Yayasan Perspektif Baru (YPB) menggelar seminar publik dengan moderator Wimar Witoelar, tentang kesiapan Indonesia membangun ekonomi rendah emisi sebagai bagian dari komitmen Presiden kepada dunia, dengan tema seminar Pertumbuhan Ekonomi Rendah Emisi: Mau Kemana?

Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 – 41% di Pittsburg, AS pada 2009, Pemerintah Indonesia telah membuat serangkaian kebijakan dan program untuk mewujudkan komitmen tersebut. Antara lain, pembentukan Satgas REDD+ dan suspense izin baru pembukaan hutan selama dua tahun.

Namun kritik terus bermunculan tentang kurangnya transparansi dan partisipasi dalam pengembangan REDD+ dan pengembangan strategi dan kebijakan nasional yang mensupportnya. Kritik tersebut dilontarkan oleh masyarakat sipil dan kelompok masyarakat adat yang ditujukan kepada Satgas REDD+, yang mandatnya telah berakhir. Ketiadaan akses formal secara nasional untuk mendapatkan informasi tentang Satgas REDD+ membuat ada beberapa pertanyaan menggantung. Misalnya, langkah-langkah apa yang harus dilakukan bersama untuk mengurangi laju deforestasi dan emisi karbon? Bagaimana Indonesia menentukan arah untuk mencapai ekonomi rendah emisi? Bagaimana berbagai pemangku kepentingan terkait dapat mengakses informasi dan berpartisipasi dalam pengembangan lebih lanjut dari inisiatif penting ini?

Demikian disampaikan dalam ToR seminar.

Perkembangan Terkini Pembangunan Ekonomi Rendah Emisi, Disampaikan lansung oleh Dr.Ir.Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4).

Bagaimana Mencapai Ekonomi Rendah Emisi? Tampak hadir sebagai pembicara yaitu Dr. Mubariq Ahmad (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), Bustar Maitar (Juru Kampanye Greenpeace untuk Asia Tenggara), Rezal Kusumaatmadja (Partner Starling Resources), dan Jefry Saragih (Sawit Watch Indonesia).

Franky O Widjaja, Chairman Sinarmas Agribusiness and Food tampak tidak memenuhi undangan untuk hadir sebagai pembicara dalam seminar kemarin. (Inal-KpSHK)

 

 

Leave a Reply

Lihat post lainnya