Desa Buntoi, Mantaren-1, dan Kelurahan Kalawa, Kabupaten Pulang Pisau, yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, memiliki potensi yang besar dalam budidaya lebah trigona atau sering dikenal sebagai lebah kelulut. Peternakan lebah menjadi alternatif menarik bagi para petani dan pecinta alam di kawasan ini. Lebah trigona tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat ekologis yang signifikan dengan menjaga keseimbangan ekosistem setempat. KPSHK mendukung mengembangkan budidaya lebah trigona di Kabupaten Pulang Pisau dan potensi serta manfaat yang dapat diperoleh dari usaha ini.
Lebah trigona atau dikenal juga dengan sebutan lebah kelulut atau lebah tak bersengat merupakan kelompok lebah yang tidak memiliki sengat. Mereka diketahui lebih kecil dari lebah madu pada umumnya (Apis mellifera). Lebah kelulut hidup berkoloni, mirip dengan lebah madu, dan berperan penting dalam penyerbukan tanaman. Selain itu, lebah kelulut juga menghasilkan madu yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Kabupaten Pulang Pisau memiliki keanekaragaman hayati yang sangat baik, termasuk flora yang beragam. Peternakan lebah trigona dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati dengan meningkatkan penyerbukan tanaman lokal. Hal ini akan mendukung pertumbuhan tanaman pangan dan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.
Madu yang dihasilkan oleh lebah kelulut terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik. Madu kelulut mengandung banyak senyawa bioaktif berbeda dan memiliki rasa yang unik. Peternakan lebah trigona di Kabupaten Pulang Pisau dapat menghasilkan madu yang berkualitas dan dapat menjadi produk unggulan daerah.
Peternakan lebah kelulut juga dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Dengan merawat koloni lebah kelulut, petani dapat memproduksi madu untuk dijual di pasar lokal atau bahkan diekspor. Selain itu, produk turunannya seperti lilin lebah dan propolis juga memiliki nilai komersial yang menjanjikan.
Dengan memelihara lebah kelulut, kita juga dapat berkontribusi terhadap pelestarian alam. Lebah kelulut membantu menjaga keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Memelihara lebah trigona memerlukan pemahaman dan perawatan yang tepat. Pilih lokasi yang cocok, hindari sinar matahari langsung dan hujan. Belilah koloni lebah yang sehat dari sumber yang dapat dipercaya. Siapkan kotak sarang yang cocok untuk lebah. Pastikan suhu dan kelembaban tetap terjaga dengan baik. Menyediakan makanan berupa nektar dan serbuk sari bagi lebah. Melakukan pemeliharaan dan pemantauan rutin terhadap koloni lebah.
Menurut Lukman, Gusti H, Sarma S, 2020 dalam Potensi Jenis Lebah Madu Kelulut (Trigona Spp) menyatakan bahwa pada saat proses pemeliharaan lebah Trigona spp. hendaknya dilakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain membersihkan kotoran dan lingkungan sekitar untuk mencegah masuknya lebah, melindungi lebah domestik trigona dari kerusakan akibat serangan semut, laba-laba, dan lebah liar.[1]
Dapat disimpulkan bahwa budidaya lebah trigona di Kabupaten Pulang Pisau merupakan sebuah langkah menarik yang membawa manfaat ekonomi dan ekologi. Hal ini tidak hanya memberikan peluang ekonomi tambahan bagi masyarakat lokal tetapi juga berkontribusi terhadap konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Dengan pemahaman yang baik mengenai teknik beternak lebah kelulut, Pulang Pisau dapat menjadi sentra produksi madu dan produk lebah kelulut lainnya yang berkualitas. Inisiatif ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
[1] Dari buku Potensi Jenis Lebah Madu Kelulut (Trigona Spp.)
Penulis: Yudha
Editor: Alma