K.P. SHK

Nasib Rotan Indonesia Kini

Hampir dua tahun sudah nasib petani pemungut rotan di daerah dibuat sengsara oleh pemerintah, dengan dalih politik dagang “nilai tambah” yang digembar-gemborkan melalui moncong menteri perindustrian, belakangan tercium kenapa sang menteri ini ngotot minta ekspor bahan baku rotan distop, kabarnya sebagai politik balas jasa kepada para pengusaha pendukungnya atas keterpilihannya jadi menteri.

Kemudian pemerintah melarang ekspor bahan baku rotan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.35 Tahun 2011, kini sang menteri itu digadang-gadang oleh partainya sebagai salah satu kandidat Capres 2014.

Bagaimana nasib petani rotan di daerah?…  Terbukti apakah kedua menteri kita ini benar-benar berpihak kepada petani pemungut rotan?…

“Potret rotan semakin redup, seiring kebohongan pemerintah yang mementingkan kelompok pengusaha, yang ditopang oleh para menterinya. Masyarakat di daerah penghasil rotan sudah tak berdaya”, demikian keluhan pengumpul rotan di Sulawesi, Jum’at (19/04/13).

Kini kehancuran  usaha bahan baku rotan di hulu juga berdampak pada usaha industri kerajinan dan mebel rotan di hilir Jawa, bahkan kini 70% dari mereka telah beralih memakai rotan pkastik.

Sementar produksi rotan kita tidak bisa diserap maksimal oleh pasar dalam negeri, belum adanya langkah serius untuk optimalisasi sektor hilir di daerah. Sehingga rotan justru menumpuk membusuk dan tidak terserap. Menghancurkan daerah penghasil rotan seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Tas Garuda

Permendag 35/2011 merupakan bom yang memusnahkan usaha rotan di indonesia. Bahkan permendag ini menjadi amunisi bagi usaha rotan di negara lain. Kini industri rotan di Philiphina, Malaysia, Laos, Myanmar & Kamboja berkembang pesat dan menggantikan posisi indonesia sebagai pemasok rotan dunia. (inal)

RotanPungut

One thought on “Nasib Rotan Indonesia Kini

Leave a Reply

Lihat post lainnya