Permintaan rotan untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk bahan anyaman keranjang dan tikar skala keluarga di masyarakat adat di kawasan rawa gambut Kalimantan Tengah masih berlangsung. Contohnya, rotan asal Desa Keladan masih diperdagangkan di Kota Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
“Masyarakat di Mentangai masih memproduksi rotan. Biasanya untuk anyaman keranjang, tas, tikar dan barang-barang lainnya. Selebihnya dijual,” jelas Suci dari YPD (Yayasan Petak Danum) di Kantor YPD di Kapuas (16/3), yang saat ini sedang mendampingi beberapa kelompok ibu-ibu pengrajin rotan.
“Dulu, ada dua perusahaan dagang rotan di Kapuas. Sebagian hasil rotan masyarakat di Kapuas untuk kerajinan skala rumah tangga. Sebagian lagi dikirim ke Banjarmasin,” lanjut Suci tentang alur distribusi dagang rotan di Kabupaten Kapuas.
Kerajinan rotan berkembang dari kebiasaan ibu-ibu di setiap kampung di Kapuas yang menganyam keranjang untuk mengangkut hasil ladang seperti buah, ubi, ranting dan lain-lain. Saat ini di kampung-kampung di Kapuas yang menjadi daerah kerja YPD sedang ada program pendampingan bagi pengrajin rotan rumahan.
“YPD dengan NTFP Regional Program mendampingi ibu-ibu pengrajin. Pernah ada permintaan 400 tas rotan dari luar dalam dua hari. Ya, order ini dibagi ke masing-masing rumah,” terang Suci berkenaan dengan program pendampingan pengrajin rotan di Mentangai.
Pendampingan pengrajin rotan di Mentangai bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan rotan yang bisa dipasarkan para pengrajin untuk memenuhi pasar kerajinan di setempat. Pengembangan kerajinan rotan dari program YPD ini menitikberatkan kepada pengembangan motif anyaman, design dan bentuk barang kerajinan yang disukai konsumen. Serta adanya lingkup belajar bersama di jejaring pengrajin rotan rumahan di beberapa daerah, khususnya di Kapuas.