Komoditas yang menyumbang manfaat besar secara ekonomi dan sosial yang akan dikembangkan di kawasan Hutan Desa, yang tersebar di 4 desa dampingan, yaitu Desa Buntoi, Desa Gohong, Desa Mantaren I, dan Kelurahan Kalawa.
Perlahan cahaya menusuk awan dan langit pun mulai cerah membiru laut yang menjadi pemandangan terindah di Palangka Raya. Kali ini KpSHK dan konsultan melakukan penilaian komoditas unggulan. Penilaian komoditas unggulan merupakan kegiatan pengambilan data terkait komoditas unggulan yang dimanfaatkan dan dibudidayakan oleh masyarakat di 4 desa dampingan, yaitu Desa Buntoi, Desa Gohong, Desa Mantaren I, dan Kelurahan Kalawa.
Kegiatan ini bertujuan menentukan komoditas unggulan yang memiliki manfaat tinggi dan potensi nilai ekonomi yang tinggi di pasar. Penilaian komoditas juga menganalisis akar masalah gagalnya jenis-jenis komoditas yang sebelumnya pernah dikembangkan. Pengambilan data yang digunakan adalah diskusi kelompok terpumpun atau Focus Group Discussion (FGD), observasi, serta wawancara mendalam dengan beberapa informan kunci terkait yang dilaksanakan pada 17-22 Januari 2023.
Hasil penilaian komoditas unggulan di Desa Gohong yaitu karet, durian, petai, rambutan cempedak, madu kelulut, perikanan dan anyaman rotan. Kendala pengembangan untuk komoditas buah-buahan yaitu belum adanya pelatihan menanam dan memelihara bibit sampai jadi pohon. Menurut masyarakat buah-buahan yang saat ini dipanen merupakan hasil melanjutkan tanaman yang sudah ditanam sebelumnya.
Komoditas yang paling bertahan itu karet dan rotan karena kedua komoditas ini tidak pernah kekurangan bahan baku. Namun, yang jadi permasalahan saat ini harga karet yang sangat murah. “Karet itu sudah menjadi penunjang membeli kebutuhan pokok. Dulu ada pelatihan pengolahan getah karet secara kering agar harga jual lebih mahal. Harga jual kering sebesar Rp 17.000-,/kg, sedangkan harga jual basah sebesar Rp 7.000-,/kg. Namun pengolahan kering hanya berjalan sebentar karena proses kering membutuhkan waktu lama namun kebutuhan pokok harus dibeli cepat sehingga masyarakat memilih menjual karet secara basah” ucap petani karet yang berkeluh kesah.

Anyaman rotan dilakukan secara manual, masyarakat juga memiliki mesin jahit tapi belum ada pengembangan motif dan stylenya sehingga kendalanya belum ada pelatihan secara maksimal. Anyaman rotan Desa Gohong sudah cukup popular bahkan pernah ekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemasaran pun sudah secara online untuk jual beli di facebook dan shopee tapi pesanannya belum membludak sehingga masih membutuhkan pelatihan marketing. Komoditas perikanan Desa Gohong sudah tidak berjalan dikarenakan gagal panen dan pengelolaan yang tidak benar sehingga membutuhkan pelatihan.
Berlanjut ke Desa Mantaren 1, petani dan pengepul lokal yang hadir cukup mewakili di desa ini membuat proses lengkap dilakukan dengan survei langsung ke tempat pengelolaan komoditas. Komoditas unggulan Desa Mantaren 1 yaitu karet, durian, petai, madu kelulut, jamur tiram, perikanan, sengon dam anyaman rotan.
Perikanan yang dikelola pribadi yaitu ikan patin. Kendala yang ditemukan adalah pemasaran yang menurun dan sulitnya mencari pengepul didalam maupun diluar desa. Komoditas karet sama seperti halnya dengan Desa Gohong yang harga jualnya sangat murah. Menurut pengepul sengon, sudah 75% masyarakat tidak tertarik untuk menanam sengon. Hal ini disebabkan oleh banyaknya potongan pohon yang hilang dan sisa potongan tidak berguna lagi.
Hasil penilaian komoditas unggulan Kelurahan Kalawa yaitu karet, durian, petai, nanas, madu kelulut dan peternakan. Permasalahan utama untuk komoditas karet sama, harga jual yang murah. Komoditas madu kelulut hanya berjalan perorangan dan masih memerlukan bantuan APD untuk keamanan dan keselamatan seperti baju pelindung panen madu.

Desa Buntoi, komoditas unggulannya yaitu karet, rambutan, madu kelulut, jamur tiram, pembibitan, perikanan dan anyaman rotan. Komoditas madu kelulut untuk pengemasan sudah baik di Buntoi hanya untuk pemasaran secara meluas belum dilakukan sehingga perlu pelatihan marketing. Dalam kemasan juga belum ada promosi khasiat atau kandungan dari madu ini sehingga belum terkesan menarik. Desa Buntoi dan Desa Gohong merupakan penghasil komoditas ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan berupa ikan nila, ikan mas, dan atau ikan patin
Komoditas anyaman rotan terkendala pada pemasaran dan pelatihan karena yang terjadi di Desa Buntoi, menurut pengrajin ketika ada program pelatihan yang masuk ke desa, hanya orang tertentu dan yang dipilih oleh pemdes yang mengikuti pelatihan. Mayoritas yang mengikuti pelatihan anyaman rotan adalah orang-orang yang tidak bisa menganyam rotan. Sehingga pengrajin rotan banyak yang merasa tidak adil karena tidak sesuai dengan programnya. Komoditas karet dijual basah dan harganya murah. Komoditas Perikanan sudah tidak berjalan karena sudah gagal panen.
Desa Buntoi, komoditas unggulannya yaitu karet, rambutan, madu kelulut, jamur tiram, pembibitan, perikanan dan anyaman rotan. Komoditas madu kelulut untuk pengemasan sudah baik di Buntoi hanya untuk pemasaran secara meluas belum dilakukan sehingga perlu pelatihan marketing. Dalam kemasan juga belum ada promosi khasiat atau kandungan dari madu ini sehingga belum terkesan menarik. Desa Buntoi dan Desa Gohong merupakan penghasil komoditas ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan berupa ikan nila, ikan mas, dan atau ikan patin
Komoditas anyaman rotan terkendala pada pemasaran dan pelatihan karena yang terjadi di Desa Buntoi, menurut pengrajin ketika ada program pelatihan yang masuk ke desa, hanya orang tertentu dan yang dipilih oleh pemdes yang mengikuti pelatihan. Mayoritas yang mengikuti pelatihan anyaman rotan adalah orang-orang yang tidak bisa menganyam rotan. Sehingga pengrajin rotan banyak yang merasa tidak adil karena tidak sesuai dengan programnya. Komoditas karet dijual basah dan harganya murah. Komoditas Perikanan sudah tidak berjalan karena sudah gagal panen.
Alma-KpSHK
Penulis : Alma – KpSHK
Editor : Tiara- KpSHK