Bogor, November 2016. KPSHK.
Indonesia memiliki sumber daya alam hutan yang tersedia sangat melimpah. Negara kepulauan terletak disepanjang garis katulistiwa dengan tipe hutan hujan tropis merupakan daratan subur yang memiliki beraneka ragam flora dan fauna. Kesuburan tanah dan kekayaan mineralnya menjadi ladang pertanian yang menjanjikan. Pembukaan lahan salah satunya untuk perkebunan kepala sawit oleh petani kecil sampai sekala perusahaan industri besar. Kebutuhan dunia terhadap bahan kelapa sawit terbilang besar dan nilai ekonomi yang tinggi. Indonesia telah membuka seluas 15 Jt Ha hingga tahun ini menjadi 20 Jt Ha untuk ekspansi perkebunan kelapa sawit diantaranya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dapat merubah bentang alam, mempengaruhi ekonomi lokal maupun regional, serta timbulnya konflik di masing-masing wilayah”, ungkap Inda Fatinaware dari Sawit Watch Indonesia dalam pembukaan acara Diskusi Side Event Kongres PSW V dengan tema Mewujudkan Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Industri Perkebunan Kelapa Sawit di Bogor, 22 November 2016.
Kegiatan tersebut mengundang Muhammad Hanif Dhakiri selaku Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia untuk membahas mengenai perkembangan industri kelapa sawit serta lapangan kerja yang tidak menjaminan ekonomi kedepannya bagi masyarakat diwilayah perkebunan kelapa sawit.
“Aspek kemiskinan, ketimpangan sosial dan pengangguran merupakan point upaya untuk memakmurkan masyarakat Indonesia. Terjadi masalah kesenjangan ketrampilan serta kurangnya akses pendidikan dilapisan masyarkat. Saat ini sekitar 60 % angkatan kerja merupakan lulusan SD dan SMP yang minim keterampilan. Sementara itu tersedia lulusan SMK, Diploma dan Politeknik atau Vokasi yang memiliki keterampilan dengan upah UMR sehingga lebih banyak diminati oleh perusahaan dibanding lulusan SD maupun SMP”, ungkap Muhammad Hanif Dhakiri.
Menteri Tenaga Kerja juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para aktifis atas keterlibatanya untuk memonitoring perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Keterlibatan tersebut merupakan kegiatan patnership yang secara tidak langsung telah dikerjakan oleh aktifis kepada pemerintah. Pemerintah akan mengupayakan hak-hak pekerja diperkebunan kelapa sawit serta meningkatkan hasil komoditi sawit.
Pemukulan gong tiga kali dilakukan oleh Muhammad Hanif Dhakiri sebagai tanda dibukanya acara diskusi Diskusi Side Event Kongres PSW V dengan tema Mewujudkan Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Industri Perkebunan Kelapa Sawit di Bogor, 22 November 2016.
#KPSHK/Aris.