K.P. SHK

Keanggunan Tas Rotan Panut

Dilihat dari luar, bangunan yang tampak sebagai rumah tak berpenghuni cukup menggetirkan penulis, benarkah di sini pusat kerajinan tas rotan yang produknya sudah melanglang buana ke luar negeri, seperti Jepang, Brazil, Spanyol, dan Perancis? Jangan pernah menilai sesuatu dari kulit luarnya, begitu kata pepatah umum. Anggun Rotan, salah satu produsen kerajinan tas berbahan baku rotan di Jalan Imogiri Timur-Bantul Yogyakarta bukan produsen tas rotan kelas kacang.

Setelah pintu Anggun Rotan terbuka, tampak berjejer tas-tas rotan dengan berbagai bentuk dan warna, terpajang cantik di rak-rak kaca dari hasil kerja tidak kurang dari 50 orang pengrajin rotan yang bekerja di bengkel perusahaan keluarga tas rotan terbesar di Yogyakarta ini.

Semakin jauh menelusuri bangunan sederhana berhalaman luas di dalamnya, suasananya berbeda jauh dibanding saat penulis tiba di Anggun Rotan. Beberapa pengrajin, laki dan perempuan dengan masing-masing pekerjaan khusus, seperti menjahit, merakit kerangka tas, mengecat, menjemur, menganyam, mematri, menghaluskan, memoles, membungkus, dll, terlihat sibuk. Industri skala rumah tangga milik Panut (45 tahun) telah ikut serta membuka peluang kerja bagi masyarakat di Bantul.

“Usaha ini sudah lama saya geluti. Para pekerja yang ada sekarang sudah 4-5 tahun bekerja. Jumlahnya 50 orang, laki perempuan dari sekitar sini,” ungkap Panut, Anggun Rotan saat ditemui di INACRAFT 2010 di Jakarta Convention Centre, Jakarta (21/4).

Panut memproduksi kerajinan rotan berupa tas rotan (dominan), keranjang pakaian, asesoris ruangan, dan keranjang kue. Rotan yang dipakai Anggun Rotan adalah rotan sega yang diambil bagian-bagian tertentu yaitu pitrit, kulitan, dan awul. Kebutuhan rotan perusahaan yang mendapat bantuan permodalan dan pemasaran dari Pertamina ini 6 kuintal (600 kg) perbulan dengan harga beli Rp.22.500,00/kg.

Kesibukan usaha rotan Panut sering ditayangkan oleh beberapa media televisi swasta nasional. Cara ini bagi Panut sebagai cara mempromosikan usahanya yang kini tidak banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok usaha serupa karena dampak dari kebijakan bahan baku rotan yang kurang menguntungkan pengrajin tas dan mebel rotan. Panut menekankan, pemerintah harusnya melihat dengan jelas apa masalah yang dialami oleh pengrajin rotan tatkala pasokan rotan di Jawa berkurang karena kebijakan yang dibuatnya.

Tas-tas rotan Panut untuk komsumsi kelas menengah ke atas. Harga tas rotan yang ditawarkannya dari mulai harga 35.000 rupiah hingga 300.000 rupiah. Bali, salah satu tujuan pasar dari Anggun Rotan yang sudah melakukan promosi lewat situs internet atau website, selain memanfaatkan bantuan pemasaran dari binaan Pertaminan yaitu melalui keikutsertaannya dalam ajang pameran produk-produk kerajinan yang ada.

“Dalam setahun mungkin 3 kali kami diikutkan pameran, dan ini bentuk bantuan pihak luar bagi kami. Dan kami senang dengan begitu, karena ikut pameran biayanya tidak murah. Untuk ikut di INACRAFT saja butuh 13 juta rupiah,” tutur Panut tentang bantuan dari pihak ketiga yang ikut perhatian bagi peningkatan permodalan dan pemasaran bagi usahanya.

2 thoughts on “Keanggunan Tas Rotan Panut

  1. Selamat pagi Bp / IBu,

    Mohon kirimkan saya tas Rotan model terbaru .
    yang banyak di minati turis serta berkualitas exsport.
    Kami akan senang jika bisa dapatkan harga yg bagus juga.

    regards,

    Irene – Bali

    1. Bu Irene yang baik,

      Terimakasih atas responnya pada Web kami. Kami NGO (Non Governmental Organization) sebagai pendukung masyarakat dalam pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu yang telah melestarikan hutan Indonesia.

      Untuk informasi yg Ibu Irene minta kami bisa sambungkan dengan Pak Panut sbg pemilik “Anggun Rotan”, silakan email ke alamat kami : kpshk@kpshk.org

      Salam Bali yang indah

Leave a Reply

Lihat post lainnya