K.P. SHK

Ikan, Sumber Pangan Hewani dari Hutan Rawa Gambut

Memancing merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan ikan yang banyak digemari kaum laki-laki maupun perempuan dari semua tingkat umur dan ekonomi. Memancing ikan bagi sebagian orang merupakan sarana selain untuk menyalurkan hobi atau meluangkan waktu hanya sekedar mencari hiburan dan dapat menenangkan serta menjernihkan pikiran.

Namun bagi sebagian orang tertentu aktifitas memancing ikan merupakan hobi yang memang ditekuni, sebagian orang lagi memancing ikan bertujuan mencari rezeki untuk menafkahi keluarganya. Memancing ikan bisa melatih kesabaran dan ketekunan diri, dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyikapi dengan sabar dalam menghadapi berbagai masalah hidup. 

Yusran bersama putranya yang sedang libur sekolah merupakan salah satu masyarakat Desa Mantaren I sedang mengadu peruntungan mencari ikan. Beliau nampak menikmatinya selain memberikan pengalaman dan melatih kesabaran kepada putranya, ikan yang didapat berguna untuk memenuhi lauk pauk di rumah tangganya. Putra beliau berdiri memegang pancingan sembari raut muka serius dan matanya fokus menatap permukaan air gambut yang tenang berukuran lima meter persegi ditepian handel atau parit Sei Sala. Handil merupakan area hasil dari kegiatan yang dibuat berupa parit kecil selebar ukuran sampan kecil keltotok yang biasa menjadi alat transportasi air masyarakat adat dayak.

Kerusakan ekosistem rawa gambut akibat kebakaran hebat hutan gambut berturut-turut pada dua dekade terakhir merupakan musibah besar yang menyebabkan berkurangnya sejumlah populasi salah satunya Ikan. Kerusakan hutan primer sebagai sumber daya kehidupan mempengaruhi ekosistem dari hulu hingga hilir sungai lahan gambut. Jenis spesies  ikan yang bisa hidup di hutan rawa gambut diantaranya ikan papuyu, kakapar, betok, baung, kihung, lais, pantet/lele, patung, karandang, dan behau/gabus.

Secara mandiri beberapa tahun terakhir hutan gambut bertahap secara alami mulai memulihkan ekosistemnya melalui sumber daya dan benih-benih kehidupan yang tersisa. Sebagaian hutan primer mulai ditumbuhi pepohonan tinggi, namun tidak mencakup semua wilayah karena terhambat oleh karakteristik lahan gambut dan berbagai rantai kehidupan ekosistem flora dan fauna yang keanekaragamannya telah hilang.  

Berbekal peralatan sederhana dan ramah lingkungan Yusran mencari ikan ditepian Hadel Sei Sala menggunakan alat bambu pancing kail, perangkap bambu pancing banjur dan bubu dari bambu. Mencari ikan dengan peralatan sederhana akan lebih aman untuk menjaga supaya ikan segar dan ekosistem terjaga. Seperti kita ketahui dan harus diingat bahwa menangkap ikan di sungai tidak di perbolehkan menggunakan racun seperti potaz ataupun bom atau bahan peledak yang dapat merusak biota dan ekosistemnya. Kearifan lokal masyarakat dayak menangkap ikan ngarungi secara tradisional pada musim kemarau. Menangkap dengan kedua tangan atau ada yang juga menggunakan alat yang disebut tangguk atau saok.

Yusran sebenarnya baru kali ini mencari ikan ditepian sei Sala.

“Ketika ikutserta pembuatan sumur bor kan lewat sini, saya lihat permukaan airnya tenang dan muncul gelembung-gelembung udara dan sesekali ikan-ikan ke permukaan. Jadi saya coba cari ikan disini barangkali dapat lumayan banyak” ujar Yusran sambil menunjuk area tepian sei sala yang dimaksud Sambil memasang umpan cacaing untuk ikan pada mata kail pancing banjur yang akan dipasang dibeberapa titik aliran malang.  Dengan ramah beliau menceritakan bahwa dirinya pernah tergabung dalam MPA (Masyarakat Peduli Api) serta diamanahkan sebagai bendahara tim.

“Ikan Kakapar, itu baru sedikit yang didapat juga kecil-kecil” sambil tersenyum menunjuk ember milik putranya yang memancing

Menurut Yusran sebelum hutan dilanda musibah kebakaran banyak orang dari desanya mencari ikan di hutan desa.

“Kalau masyarkat mencari ikan secara tidak langsung kan sudah menjaga hutan dari penebangan kayu illegal dan perburuan. Dulu banyak orang-orang luar desa berburu hewan karena memang terkenal disini banyak babi hutan, rusa, monyet “ ungkap Yusran

Yusran secara pribadi mewakili masyarakat Desa Mantaren I berterimakasih dan mengapresiasi setiap program restorasi hutan gambut semenjak baik yang berasal dari pemerintah maupun teman-teman NGO, khusunya saat ini KPSHK dari Bogor.

“Semoga program yang dilaksanakan lancar sesuai dengan yang dituju, bermanfaat untuk masyarakat, dan hutan gambut disini bisa pulih kembali. Semoga hutan tidak ada kebakaran lagi, kalau ingat dulu kebakaran berhari-hari siang kelihatan jadi gelap kemerahan diselimuti asap, nafas sesak, mata perih, yang jelas tidak mau lagi terulang lagi yang begitu” ungkap Yusran

Penulis : Aris

Editor : Joko dan Alma

Leave a Reply

Lihat post lainnya