K.P. SHK

Budidaya Ikan Patin Sistem Bioflok

Kahayan Hilir – Sembilan kolam terpal bioflok, enam ribu bibit ikan patin, dan satu unit mesin pengolah pakan multiguna telah disiapkan untuk pengembangan usaha perikanan ramah lingkungan di wilayah Perhutanan Sosial. Lokasi kegiatan meliputi Desa Buntoi, Kelurahan Kalawa, dan area Kaphil Desa Mantaren 1, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.

Kegiatan ini bagian dari Program “Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut di Kecamatan Kahayan Hilir”, yang dilaksanakan oleh KPSHK. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi berbasis hutan sekaligus mendukung konservasi ekosistem gambut.

“Kolam bioflok kami bangun untuk meningkatkan produktivitas perikanan KUPS tanpa menambah tekanan terhadap hutan. Budidaya ini berbasis teknologi, intensif, dan tidak merusak lingkungan,” kata Rokhmond Onasis, Ekonomi dan Kelembagaan Manager KPSHK.

Menurut Rokhmond Onasis mengungkapkan bahwa dulu banyak masyarakat mengandalkan keramba untuk budidaya ikan karena tinggal di tepi sungai. Saat itu, air sungai masih bersih dan mudah diakses setiap hari. Namun sekarang, kondisi lingkungan telah berubah. Debit air Sungai sering menurun saat musim kemarau, dan banyak hama seperti biawak atau ular yang mengganggu keramba. Selain itu, rumah-rumah warga kini sudah jauh dari sungai, sehingga mengurus keramba menjadi tidak praktis dan memakan waktu.

Dalam kondisi seperti ini, kolam bioflok menjadi solusi yang lebih tepat. Kolam bioflok bisa dibangun di daratan atau bisa di pekarangan rumah, lebih mudah diawasi dan dirawat setiap hari. “Sistem ini juga hemat air karena menggunakan sirkulasi tertutup dan mikroorganisme di dalam kolam membantu menguraikan limbah sekaligus menjadi pakan tambahan bagi ikan,” Jelas Singkir, Tenaga Ahli Budidaya Ikan dalam program ini.

Singkir juga menambahkan bahwa kolam bioflok lebih aman dari gangguan hama dan tidak tergantung pada kondisi alam seperti sungai. Maka dari itu, dibandingkan keramba, bioflok dipilih karena lebih praktis, efisien, dan sesuai dengan situasi masyarakat saat ini.

Dalam implementasinya, kegiatan dilakukan melalui pembelian langsung kepada penyedia. Indikator pencapaian meliputi pengadaan 9 kolam terpal berdiameter 4 meter lengkap dengan perlengkapan, pembagian bibit ikan patin sebanyak 6.000 ekor untuk enam kolam, tiga kolam dikhususkan sebagai kolam deder, dan satu unit mesin pengolah pakan multiguna.

Singkir menjelaskan bahwa bioflok dipilih karena efisien dan cocok untuk skala kelompok. “Dengan sistem ini, satu kolam dapat menampung hingga seribu ekor ikan. Pakan lebih hemat, air lebih bersih, dan panen bisa lebih cepat,” ujarnya.

Sebanyak 41 orang terlibat langsung dalam kegiatan, terdiri dari anggota KUPS Perikanan Kalawa dan Buntoi, staf Kabun Paung Himba Lewu (KAPHIL) Mantaren 1, dan tim pelaksana. Kegiatan dilaksanakan sepanjang Maret hingga April 2025 dengan waktu pelaksanaan dimulai pukul 07.30 WIB hingga selesai di masing-masing lokasi.

Verifikasi kegiatan dilakukan melalui dokumentasi visual dan bukti pembayaran. Pengembangan ini diharapkan menjadi model usaha perikanan sosial yang efektif dan dapat direplikasi di wilayah perhutanan sosial lainnya.

Penulis: Alma

Editor: JW

Leave a Reply

Lihat post lainnya