Ikan patin atau pangasius merupakan salah satu jenis ikan lele khususnya ikan berkumis yang dagingnya empuk, ringan dan tidak terlalu hambar. Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya yang cukup terjangkau namun memiliki nilai gizi yang baik. Ikan patina mengandung asam amino nutria, glisin, leusin, isoleusin, histidin, serin, treonin, dan prolin tingkat tinggi. Ikan patin siam merupakan salah satu jenis ikan patin yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan ikan patin jenis lainnya.
Karena nilai gizi ikan patin, mantan Menteri Kelautan dan Periklanan, Susi Pudjiastuti mengkampanyekan ikan patin, khususnya ikan patin lokal. Dilihat dari kandungan ikan patin, ikan patin dapat memberikan manfaat bagi tubuh dengan mencegah penyakit kardiovaskular, menurunkan kolesterol, meningkatkan kesehatan otot, menjaga kesehatan tulang serta membantu janin dan bayi tetap sehat. Dengan nilai ekonomi sedang dan nilai gizi yang tinggi, ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digemari dan dibudidayakan. Sebagai produk ikan yang berkualitas dan hemat biaya, masyarakat dapat mempelajari berbagai tips yang dapat diterapkan dalam budidaya ikan patin.[1]
Pengembangan komoditas di Pulang Pisau potensial dengan komoditas ikan patin yang dapat dikonsumsi segar dan alternatif, seperti kerupuk kulitnya. Budidaya ikan patin di Kabupaten Pulang Pisau cukup baik, sejauh ini tidak ada masalah pemasaran. Kepala Dinas Perikanan Pulang Pisau Riduan Syahrani mengatakan, situasi cukup baik karena tidak ada kendala dalam penjualan ikan lele saat musim panen. Petani ikan juga mempunyai jaringan untuk menjual produk setelah panen. Riduan menambahkan, harga ikan patin juga sangat bagus. Permasalahan yang sering dikeluhkan para peternak patin seringkali hanya sebatas pada makanan. Menurutnya, membeli makanan jenis ini mahal. Namun jika melakukannya sendiri, hasilnya jauh lebih murah. Selain itu, keuntungan juga bisa lebih banyak. Pihaknya juga memberikan bantuan berupa bibit ikan lele kepada mereka yang ingin memulai usaha, termasuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada para petani ikan.[2]
KPSHK sangat konsen untuk mengembangkan komoditas ikan patin mengingat potensi dan menjadi pilihan Masyarakat lewat KUPS di empat desa, Mantaren 1, Buntoi, Gohong, dan Kalawa. Lewat pengembangan komoditas ini disiapkan modul pelatihan budidaya ikan patin di kolam terpal dan tanah agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa menjadi salah satu sumber usaha yang nantinya dapat membantu perekonomian keluarga.
[1] https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-ikan-patin/
[2] https://www.borneonews.co.id/berita/138589-budidaya-ikan-patin-di-pulang-pisau-cukup-baik
Penulis : Yudha Kurniawan
Editor : Alma Tiara