K.P. SHK

Aroma Arabika “Koerintji Kopi”

TariSikeRebana

Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, berada di kaki Gunung Kerinci dan memiliki kandungan tanah vulkanis yang dimanfaatkan sebagai areal perkebunan kopi. Luas kebun kopi sekitar 400 Ha yang berada di ketinggian 1200 dpl sampai dengan 1600 dpl. Perkebunan kopi ini dikelola petani sebanyak 450 orang yang berasal dari wilayah sekitar hutan Taman Nasional Kerinci Seblat. LTA (Lembaga Tumbuh Alami) bekerjasama dengan PT Agropotic Nusantara melakukan pembinaan kepada kelompok petani kopi tersebut. Petani kopi di Kaki Gunung Kerinci ini menanam varietas kopi arabika yaitu Andung Sari, Sigarar Utang, P88, Tim-tim dan Bor-bor.

Tanaman kopi arabika memiliki tinggi pohon berkisar 2 sampai 3 meter. Batang pohon berdiri tegak dengan memiliki banyak cabang yang melingkari batang. Warna daun kopi arabika yang masih muda berwarna hijau mengkilap seperti berlapiskan lilin, sedangkan daun yang sudah tua berwarna hijau gelap. Biasanya tanaman mulai berbunga setelah musim hujan, bunganya berwarna putih. Butuh waktu 8 sampai dengan 11 bulan kuncup bunga menjadi buah kopi, tanaman kopi arabika mulai berbuah pada umur 3-4 tahun tanam, namun untuk buah yang pertama kali hasilnya sedikit dan akan berbuah maksimal pada umur 5 tahun ke atas dalam kurun waktu 6-8 bulan.

Buah kopi arabika yang siap dipanen cirinya berwarna merah penuh dan menunjukkan aroma dan citarasa yang sudah matang. Selain itu kondisi buah yang berwarna kuning kemerahan juga sudah bisa dipetik. Pemetikan buah kopi bisa dilakukan dengan selektif yaitu memetik buah yang hanya berwarna merah penuh, tidak  kotor-berpenyakit-cacat sambil menunggu buah kopi yang lain berwarna merah penuh.

Umumnya proses pengolahan kopi Arabika dilakukan dengan teknik pengolahan proses basah dan kering. Untuk kopi Arabika Koerinjti Kopi sendiri dilakukan dengan cara proses pengolahan basah. Alur proses pengolahan basah yaitu panen, sortasi buah kopi, pengupasan kulit buah merah, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengupasan kulit tanduk dan kulit ari, sortasi biji kopi, pengemasan dan penyimpanan.

Setelah disortasi kemudian dilakukan pengupasan kulit biji kopi. Kemudian biji kopi yang sudah dikupas akan difermentasi yang direndam dalam air bersih selama 12-36 jam. Setelah difermentasi biji kopi dicuci kembali dengan air bersih untuk menghilangkan lendir-lendir yang timbul akibat fermentasi. Setelah dicuci bersih biji kopi dikeringkan dibawah sinar matahari selama 2-3 minggu dan dibolak-balik secara teratur. Proses pengeringan ini untuk mendapatkan kualitas biji kopi kering tahan rasa dan tahan serangan jamur. Biji kopi yang telah dikupas kulit tanduknya akan menghasilkan biji kopi beras yang disebut green bean.

Kopi arabika dari Kerinci diberi nama “Koerintji Kopi” dalam setahun menghasilkan kurang lebih sekitar 100 ton/tahun dimana 100 Ha menghasilkan 100 greeanbean. Kopi tersebut sudah memenuhi permintaan ekspor untuk Amerika sebanyak 2 ton pertahun, yang merupakan jenis kopi terbaik di Amerika. Selain tanaman kopi juga dilakukan penanaman kentang secara tumpang sari yang sudah berjalan 5 tahun terakhir.

Diharapkan dengan adanya perkebunan kopi arabika ini dapat menjadi ekonomi alternatif untuk masyarakat serta mencegah tindak perusakan hutan di wilayah Kerinci. (Emma Fatma-Lembaga Tumbuh Alamai/LTA-Kerinci)

One thought on “Aroma Arabika “Koerintji Kopi”

Leave a Reply

Lihat post lainnya