Desa Telagah sebagai salah satu desa penyangga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang ikut berperan aktif dalam kegiatan FGD yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintahan Desa Telagah, Perwakilan Kelompok Tani Perteguhan, Kelompok Perempuan Ersada Arihta dan perwakilan dari TNGL sebagai narasumber. Desa penyangga taman nasional merupakan suatu kawasan yang mengelilingi taman nasional dan dilakukan pembatasan penggunaannya untuk memberikan perlindungan terhadap taman nasional dalam upaya konservasi.
Pihak TNGL menyampaikan materi tentang sosialisasi penerapan patroli di kawasan TNGL. Pertemuan juga menjelaskan bentuk kemitraan mereka dengan masyarakat melalui program mitra kepolisian hutan yaitu kelompok masyarakat sekitar hutan yang membantu polhut dalam pelaksanaan perlindungan hutan dibawah koordinasi, pembinaan, dan pengawasan instansi pembina. Dijelaskan juga bentuk pelibatan masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan yaitu pengamanan hutan berbasis masyarakat, kegiatan kader konservasi, kegiatan pemuda/masyarakat peduli api, serta kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat peduli hutan. “Pelaksanaan sosialisasi ini diharapkan akan menggugah kesadaran masyarakat terhadap upaya konservasi TNGL”, ujar Fabel Turnip selaku Kepala Seksi TNGL.
Kegiatan konservasi di TNGL menekankan peran dan dukungan masyarakat dalam pengamanan kawasan konservasi premetif, yaitu upaya penciptaan kondis yang kondusif dengan tujuan menumbuhkan peran aktif masyarakat, meliputi:
- Penyuluhan
- Dialog dengan lembaga-lembaga masyarakat
- Memberikan contoh perilaku yang baik kepada masyarakat dan Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan batas-batas kawasan hutan.
Sedangkan konservasi preventif adalah upaya pencegahan terjadinya gangguan keamanan kawasan dan hasil hutan, meliputi:
- Pengumpulan Bahan dan Keterangan (Pulbaket) Pemeliharaan
- Pengamanan Batas Kawasan Hutan Penjagaan Pengamanan Hutan
Materi lain yang disampaikan TNGL adalah tentang masyarakat di desa penyangga TNGL Sebagai Social Border dalam mengawal dan menjaga kelestarian hutan TNGL. Dalam pemaparannya narasumber menjelasakan dan menyampaikan beberapa hal, yang intinya mengenai tugas pokok dan fungsi TNGL, fungsi kawasan hutan konservasi, status kawasan TNGL, nilai-nilai penting TNGL, pengelolaan dan penyelenggaraan pengelolaan kawasan TNGL, dan peran warga sekitar kawasan TNGL.
TNGL juga menyampaikan bahwa tugas dan pokok taman nasional tidak hanya melindungi, inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati, pembinaan habitat dan populasi, mengembangkan potensi dan daya tarik wisata alam tetapi juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama menjaga yang ada di kawasan. Fabel Turnip (umur) juga menyampaikan bahwa keberhasilan melindungi keanekaragaman hayati di TNGL menjadi tujuan utama bagi kita sebagai pihak TNGL dan masyarakat yang ada disekitar wilayah TNGL.
Masyarakat Desa Telagah menyadari bahwa tempat tinggalnya merupakan kawasan penyangga yang berpengaruh penting bagi keberlangsungan ekosistem dan kehidupan mereka. Oleh karena itu, penduduk sekitar melakukan kegiatan sehari-hari selaras dengan pengelolaan dan pemanfaatan untuk menjaga sumberdaya alam.
Selain itu, pihak TNGL juga menekankan mengenai pengetahuan terhadap flora dan fauna yang dilindungi menurut IUCN di TNGL. Secara spontan, TNGL juga mengajak peserta FGD untuk ikut serta menjaga semua flora dan fauna yang terdapat dikawasan. TNGL juga menyediakan panduan gambar flora dan fauna agar peserta FGD lebih mengenal dengan cepat. Setelah melihat gambar sambil mendengarkan penjelasan dari pihak TNGL, masyarakat terlihat seperti baru mengetahui jika ada beberapa fauna yang pernah dijumpai ternyata harus dilindungi.
Perwakilan masyarakat juga antusias melihat panduan gambar karena beberapa sudah pernah dijumpai dan baru mengetahui nama indonesianya. TNGL juga menjelaskan bahwa dengan menyadari ada flora dan fauna yang harus dilindungi termasuk dalam upaya konservasi masyarakat. Selain itu, TNGL juga memberi kesempatan untuk membentuk kelompok masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar TNGL. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat Desa Telagah. Pembentukan Kelompok Tani Perteguhan dan Kelompok Perempuan Ersada Arihta merupakan langkah awal dalam meningkatkan kapasitas SDM petani kopi serta melibatkan perempuan untuk mengelola unit usaha HHBK kopi. Dalam kelompok ini, setiap anggota memiliki kesempatan untuk belajar manajemen organisasi serta mengembangkan bisnis budidaya kopi hingga menjadi produk siap jual.
Pihak TNGL juga berharap dengan dilaksanakannya sosialisasi ini dapat mengembangkan pengetahuan masyarakat terhadap kawasan TNGL tapi juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keananekaragaman hayati yang ada di TNGL harus dilindungi. “Sosialisasi ini tidak hanya bertujuan agar masyarakat mengetahui batas-batas TNGL, mengetahui flora dan fauna saja tetapi juga mengajak masyarakat ikut serta dalam menjaga hutan agar tetap lestari”, ungkap Fabel Turnip dengan penuh keyakinan.
#KPSHK-Feb/Al