SekoLa GeMa Rinjani
Sekolah Lapang Generasi Milenial Rinjani
Video dibawah ini direkam secara sederhana oleh salah seorang pemuda anggota kelompok tani milenial pada Rabu 22 September 2021 di Sembalun, Lombok Timur, NTB. Kegiatan pelatihan dalam rangka menyambut Hari Tani Nasional 24 September 2021 di Lombok Timur.
Pelatihan di lokasi Demplot Budidaya Kopi Konservasi Rinjani di Edu Ekowisata Pergasingan Sembalun, saat pelatihan ECHO Green dengan tema Teknis Perawatan dan Pemangkasan Tanaman Kopi.
Hir Jono (48thn) adalah Tenaga Teknis Pertanian dalam Program ECHO Green di Lombok Timur mendampingi Kelompok Tani Milenial dan Kelompok Tani Perempuan di Kecamatan Sembalun, diantaranya Kelompok Tani Milenial Kopi Arabika Sembalun.
MS.Wathan (43thn) selaku Ketua kelompok tersebut juga dikenal ahli dalam budidaya kopi. Wathan menjelaskan ada proses budidaya kopi untuk memperoleh kualitas kopi yang baik dan perlu dilakukan oleh petani yaitu metode pemangkasan pucuk. Sambil memegang pucuk tanaman kopi dan dikelilingi pemuda pemudi generasi petani mileneal Wathan menjelaskan “Tidak lama lagi akan tumbuh tunas baru, tetapi setelah panjang tunas tersebut sekitar 20 centimeter harus dilakukan pemangkasan kembali sampai habis yang biasa disebut toping, dengan tujuan supaya batang kopi tidak terlalu tinggi” jelasanya.
Selanjutnya menurut Wathan pada tanaman kopi ada istilah B1, B2, sampai dengan B5, ini artinya berapa kali kopi sudah berbuah. Jika sudah mencapai B5 harus dipangkas kembali pada ranting tempat buah kopi tersebut, dengan demikian akan muncul banyak tunas baru kembali.
“Apa bila ada tunas tabrakan atau tunas yang tumbuhnya kedalam harus dipangkas, agar terbentuk model lingkaran dan pendek sehingga pada waktu panen tidak perlu memanjat dan mudah merawatnya” jelas Wathan.
“Kalau kita ingin melakukan pemangkasan, potonglah sebelah timur supaya cabang disamping kena sinar matahari” sambung Wathan.
Kualitas kopi yang baik menurut Wathan ditentukan oleh cara budidaya, perawatan hingga pasca panennya. Menurutnya cita rasa kopi yang enak adalah berkat usaha petani.
“Cita Rasa Kopi hanya 3% ditentukan oleh racikan Barista dan sisanya 97% adalah oleh keterampilan Petani Kopinya” ungkap Wathan.
Kualitas rasa pada kopi menurutnya tergantung dari petani itu sendiri, kalau jelek kopinya dari awal maka kualitas dan rasa kopi tersebut akan jelek pula.
Harapan Hir Jono dan MS Wathan, kegiatan Ini bisa jadi awalan cikal bakal berdirinya Sekolah Lapang bagi Generasi Muda Petani Kopi di Lombok Timur. “Kita namai saja SekoLa GeMa Rinjani” usul Hir Jono.
SekoLa GeMa Rinjani sebagai singkatan dari Sekolah Lapang Generasi Muda / Milenial di desa-desa sekitar Kaki Gunung Rinjani. Menurut Hir Jono, selain dirinya, ketua kelompok juga sudah siap menjadi pengajar/pelatih pada Sekola Lapang tersebut.
“Mahasiswa-mahasiwi SekoLa GeMa Rinjani adalah Kelompok Tani Milenial dan Kelompok Tani Perempuan dari 6 desa di Sembalun, serta dari kecamatan terdekat lainnya seperti Suela bahkan mungkin juga dari pemuda tani milenial se-NTB” harap Hir Jono.
Sejak awal 2021 Program Echo Green telah melakukan serangkaian pertemuan dan pengorganisasian Kelompok Tani Perempuan dan Kelompok Tani Muda, ditindaklanjuti pelatihan teknis tentang Model Praktik Pertanian Ramah Lingkungan, Inovatif dan Menjanjikan. Selanjutnya pelatihan tentang pertanian yang baik dan praktik penanganan pasca panen untuk komoditas prioritas berdasarkan model praktik pertanian terpilih di tingkat kabupaten. Pelatihan kewirausahaan dan manajemen yang baik dari lembaga bisnis pertanian berbasis masyarakat. Pelatihan tentang literasi keuangan, manajemen dan akses di tingkat kabupaten.
Program Echo Green di Lombok Timur dilaksanakan oleh KpSHK sebagai anggota konsorsium dari Penabulu (2020 – 2022) atas dukungan Uni Eropa, yaitu mempromosikan Inisiatif Ekonomi Hijau oleh Petani Perempuan dan Pemuda dalam sektor Pertanian Berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, peluang kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) diantaranya Zero Hunger (SDG-2), Kesetaraan Gender (SDG-5), Pekerkjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG-8) di Indonesia.
Abdul Muiz selaku Sub Distritc Coordinator ECHO Green KpSHK di Lombok Timur bersama tenaga teknis lokal pertanian di Sembalun saat ini sedang menyusun Visi Misi Strategi dan kurikulum sekolah. Muiz berharap, semoga ini mendapatkan dukungan para pihak di daerah. “Untuk itu perlu kami ajukan SK SekoLa GeMa Rinjani ini” ujar Muiz.
Disclaimer: Proyek ini didanai bersama Uni Eropa. Konten ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab ECHO Green dan bukan mencerminkan pendapat/pandangan Uni Eropa.
Sumber: Hir/TA ECHO Green Lombok Timur/KpSHK
Editor: Inal/PM Echo Green Lombok Timur/KpSHK