Kelestarian hutan sangat tergantung dari pengelola yang memegang kendali dan tujuan pengelolaan kehutanan, upaya rehabilitasi lahan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) ini diperlukan agar sumber daya hutan dan lahan yang ada dapat dilestarikan, baik sebagai komoditi ekonomi maupun sebagai ekosistem hutan.
Rehabilitasi lahan dan DAS tersebut sangat penting tapi jarang yang berhasil termasuk rehabilitasi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sendiri, hal ini karena kegiatan rehabilitasi lahan belum menjadi tanggung jawab bersama, seolah-olah rehabilitasi lahan hanya menjadi target proyek.
Tantangannya bagaimana menjadikan kegiatan rehabilitasi lahan ini menjadi kebutuhan masyarakat khususnya Kelompok Tani Hutan (KTH), karena itu status lahan menjadi penting serta pilihan komoditi yang ditanam, agar secara ekonomi menguntungkan masyarakat sekaligus sebagai konservasi partisipatif.
Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) sendiri telah melakukan kegiatan rehabilitasi hutan/lahan dan DAS pada 3 lokasi program Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) yang didukung MCA-Indonesia bersama Konsorsium KpSHK (KpSHK, KONSEPSI-Mataram, YAPPI-Sultra, dan LaPAK-Sultra) yaitu pada area Perhutanan Sosial diantaranya pada Unit Kelola Hutan Kemasyarakatan (HKm) Santong, Unit Kelola HKm Sambelie, dan Unit Kelola Sakuli.
Luas lokasi yang direhabilitasi oleh KTH dan KWT seluas 791 Ha dengan jumlah bibit yang telah ditanam KTH total 124.840 bibit, yaitu pada Unit HKm Sambelia sejumlah 73.440 bibit, pada Unit HKm Santong sejumlah 28.000 bibit, dan di Unit Kelola Sakuli 23.400 bibit.
Rehabilitasi lahan dan DAS oleh KTH dan KWT ini melalui penanaman tanaman kayu dan bukan kayu, tanaman kayu diantaranya Beringin, Mahoni, Sengon Teke, Sengon Laut, Mimba, Mindi, Rajumas, Jabon, dan Gamelina. Tanaman Bukan Kayu sesuai permintaan KTH dan KWT seperti Mete, Srikaya, Nangka, Kesambi, Asam, Durian, Cengkeh, Kakao, Pinang, Kemiri, Pala, Aren, dan Bambu.
KTH dan KWT juga telah melakukan dan membentuk kelompok kerja pemupukan, kelompok kerja pemeliharaan, sampai kelompok kerja patroli.

Masyarakat pinggir hutan sejahtera maka hutan sekitarnya lestari, untuk itu perlu merubah cara pandang masyarakat khususnya KTH dan KWT bahwa pemanfaatan hasil hutan baik Hasil Hutan Kayu (HHK) maupun Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) perlu selaras dengan alam.
Agar pelaksanaan rehabilitasi hutan dan DAS ini dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu perencanaan dan monitoring yang baik bersama masyarakat secara partisipatif, sehingga tercapai Rehabilitasi Unit HKm Sambelia, HKm Santong dan DAS Sakuli dengan baik, untuk itu Konsorsium KpSHK telah melakukan Pelatihan Rehabilitasi HKm dan DAS di Bogor (26-29 September 2017).
Setelah mengikuti Pelatihan Rehabilitasi HKm dan DAS ini diharapkan peserta mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan mendampingi masyarakat pinggir hutan pentingnya Rehabilitasi Unit HKm Sambelia, HKm Santong dan DAS Sakuli, peserta mampu mengidentifikasi, menjelaskan pentingnya penentuan bibit sebagai komoditi ekonomi dan konservasi, peserta mampu mengenal Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan di Indonesia, peserta mengenal Agroekosistem, peserta mengenal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Standard Verifikasi Legalitas Kayu, serta peserta mampu melaksanakan Rehabilitasi Unit HKm Sambelia, HKm Santong dan DAS Sakuli dengan baik.
Pelatihan ini menghadirkan, Dede J. Sudrajat, BPTPTH (Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan), DR.Ir. Budi Susetyo, M.Si (Akademisi), M. Ridwan (Praktisi PHPL dan SVLK), serta Napiudin (Praktisi Agroekosistem), didampingi fasilitator Imam Syafi’i (Praktisi Rehabilitasi Hutan Lindung dan Konservasi Sumberdaya Air). Peserta juga melakukan kunjungan lapang ke Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) di Bogor.
Peserta terdiri dari KTH dan KWT Wana Lestari HKm Sambelia dan KTH Lembah Rinjani Desa Dara Kunci, Sambelia, Lombok Timur, NTB. KTH dan KWT Wana Lestari HKm Sambelia dan KTH Tibu Bele Desa Sugian, Sambelia, Lombok Timur, NTB. KTH dan KWT Bangkit Bersama HKm Santong dan KTH Pal Besi Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB. KTH dan KWT Unit Kelola Sakuli dan HKm Gapoktan Polluloa Sakuli, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Didampingi Kepala Desa Dara Kunci, Desa Sugian, Desa Santong dan Lurah Kelurahan Sakuli, serta Fasilitator Desa Dara Kunci, Desa Sugian, Desa Santong dan Kelurahan Sakuli.
#KpSHK/Inal#