K.P. SHK

PON Riau Bayangan REDD+ Riau

PON Riau yang parah bayangan keberhasilan REDD+

PON XVIII yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Utama Pekanbaru pada 11 September dan akan ditutup oleh Wakil Presiden Boediono pada 20 September. Loh apa hubungannya REDD+ dengan PON?

Pekan Olahraga Nasional Riau 2012, memang  tak ada kaitannya dengan Program Pemerintah dalam Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan, cuma coba anda bayangkan kalau arena PON saja yang secara fisik dapat anda lihat tidak memuaskan, bagaimana dengan REDD+ suatu mahluk yang tanpa bentuk ini anda dapat menilai keberhasilannya? Bagaimana anda mengukurnya?

PON Riau, persiapannya saja sudah amburadul,  ini diberitakan di berbagai media masa nasional, belum lagi atap gedung salah satu arena PON yang baru dibangun itu roboh, wisma atlet tak memenuhi kelayakan penggunaan, banyak atlet diberitakan televisi nasional terpaksa mandi di kali dan tinggal di rumah penduduk bukan di wisma atlet, pastinya tak memiliki fasilitias atlet untuk berlatih sebelum bertanding. Bahakan parahnya fasilitias dibeberapa arenapun belum siap saat pertandingan dimulai.

Masyarakat Riau saja malas menonton PON Riau, karena sampai dengan sepekan setelah PON Riau diselenggarakan, buktinya tidak banyak penonton yang menyaksikan, diberitakan hanya sekitar seperempat saja penonton hadir di arena PON. Masyarakat menilai penyelenggaraan PON Riau 2012 ini terparah sepanjang sejarah.

Bagaimana dengan sosialisasi REDD+ di masyarakat Riau? Kalau PON saja tak tersosialisasikan secara baik dan tak menarik minat masyarakat? Bisa jadi ini gambaran bagaimana Program REDD+ hanya pemaksaan kepada masyarakat setempat, sama sekali tak menerapkan prosedur bagaimana masyarakat menerima program REDD+ ini. Apa peranan Saveguard REDD+ yang telah disusun oleh lembaga swadaya masyarakat di nasional yang telah disosialisakan kepada Satgas REDD+, pemerintah pusat sampai daerah?

Apakah kita juga memahami proses-proses internasional dan sistem-sistem nasional dalam mengatasi dampak lokal perubahan iklim, apa pemicu dan pemacu deforestasi dan degradasi hutan?

Bagaimana kita memahami konsep-konsep REDD+, tentang nilai tambah (additionality), kebocoran (leakage) dan kebertahanan (permanence).  Benarkah REDD+ semata menerapakan pengelolaan hutan secara berkelanjutan?

Apakah para pemangku kepentingan, memahami data-data dasar (baselines), bagaimana mengukur dan memvalidasi keberhasilan REDD+?…

Kita dengar pembangunan venue-venue PON Riau ini sempat terhenti setelah terdapat dugaan suap yang diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bagaimana dengan korupsi REDD+? Apakah Satgas REDD+ yang ditugaskan UKP4 untuk mengawalnya bisa mengontrol ini? Atau hanya akan mengulang kasus korupsi besar-besaran dana reboisasi masa silam?…

Masyarakat Riau apalagi masyarakat yang hidup di arena REDD+ ini diselenggarakan apakah akan menikmati program ini?… Atau justru telah dizolimi?…

Akankah PON Riau yang parah ini menjadi bayangan keberhasilan REDD+?…

-inal-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat post lainnya