Petani Milenial dan Hari Pangan Sedunia
Masyarakat dunia sepakat akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional, untuk itu FAO menetapkan 16 Oktober sebagai Hari Pangan Sedunia.
Pandemi Covid-19 sudah secara langsung mempengaruhi sistem pangan, dampaknya pada pasokan pangan, penurunan daya beli, penurunan produksi pangan.
Namun bagi petani di Lombok Timur mereka mampu melalui penderitaan pandemi tersebut dengan semangat juang pemudanya untuk turut ambil bagian bagi negara, salah satunya dengan menjadi petani milenial, diantaranya Rani (28 Thn) sebagai petani perempuan dan anggota “Kelompok Tani Perempuan Pesisir Timur” di Desa Sugian, Kec. Sambelia, Kab. Lombok Timur, menyatakan bangga sebagai petani bisa berkontribusi bagi Indonesia.
“Kami sebagai petani milenial bangga bisa berkontribusi kepada Indonesia untuk menjaga pangan negara” kata Rani (Sambelia, 16 Oktober 2021).
Hal senada juga disampaikan petani milenial dan perempuan tani di Lombok Timur, Ibu Masnah (35 Thn) sebagai petani perempuan di Desa Senanggalih, Kec. Sambelia. Rita (24 tahun) dari Kelompok Tani Perempuan “Bunga Lestari” di Desa Sembalun Kec.Sembalun. Irfan (27 Thn) sebagai pemuda tani dan anggota “Kelompok Tani Milenial Muda Sejahtera” di Desa Sembalun Timba Gading, Kec.Sembalun. Dewi Yuliandani (25 Thn) sebagai Kelompok Tani Perempuan, dari Desa Sapit, Kec.Suela.
Menurut Aftrinal Sya’af Lubis, Program Manager Echo Green KpSHK Lombok Timur, ini sesuai dengan tujuan program ECHO Green mendukung pemerintah Indonesia dalam pencapaian program pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Kita bangsa Indonesia patut berterimakasih kepada perempuan tani dan petani milenial serta keluarga petani lainnya, pada situasi pandemi di negeri ini bahkan di seluruh dunia, petani kita tetap mampu menyediakan pangan bagi negeri ini, walaupun keluarga petani sendiri juga menghadapi kerasnya hantaman Covid19” himbau Aftrinal.
Pada masa pandemi Covid19 juga dampak yang sangat terasa bagi petani dalam keberlanjutan sistem pangan, terutama di dalam rumah tangga petani. Untungnya petani di Lombok Timur masih mampu memproduksi hasil pertanian terutama pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Generasi muda tani bersama pemerintah desa dan para pihak terkait terutama Dinas Ketahanan Pangan dapat terus melalukan koordinasi dalam melakukan antisipasi ketersediaan pangan masyarakat Lombok Timur pada umumnya. Selanjutnya sinergisitas pengembangan kawasan strategis dalam upaya melakukan pengembangan wilayah desa, sehingga ada sinergisitas pembangunan kawasan perdesaan dalam menciptakan ketahanan pangan dan model pengembangan yang terintegrasi dengan kawasan.
Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 km² terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km² (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km² (40,09%). Luas daratan Kabupaten Lombok Timur mencakup 33,88% dari luas Pulau Lombok atau 7,97% dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dataran di Lombok Timur meliputi pegunungan dan dataran rendah. Daerah pegunungan terdapat di wilayah bagian utara yakni kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dengan ketinggian puncak 3.726 meter dari permukaan laut.
Luas lahan di wilayah Kabupaten Lombok Timur seluas 160.555 Ha yang terdiri dari lahan sawah seluas 48.250 Ha, lahan bukan sawah seluas 77.180,5 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 35,124,4 Ha. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Lombok Timur sebagian besar digunakan untuk usaha pertanian dengan luas 125.43,5 Ha dimana Total lahan sawah pada tahun 2018 seluas 48.250 Ha atau sekitar 30,05% dari luas wilayah kabupaten. Lahan sawah tersebut sebagian besar ditanami padi (93,70%), baik itu sekali, dua kali, maupun tiga kali tanam dalam setahun.
Berdasarkan hasil kajian ECHO Green Lombok Timur (2020) terhadap Sistem Pangan yang ditujukan sebagai respon analisis ketersediaan pangan di masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan. Sektor pertanian paling luas dalam penggunaan lahan mencapai 40.875,88 Ha (54%) dari lahan produktif di Lombok Timur. Penggunaan lahan pertanian tersebut diperuntukan bagi 7 jenis tanaman pangan (padi ladang/sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar) serta 5 jenis tanaman hortikultura (bawang merah, cabe besar, cabe rawit, tomat, kubis).
Selamat Hari Pangan Sedunia
Lombok Timur, 16 Oktober 2021
#TA/SDC/Echo Green/KpSHK
#Inal/Echo Green/KpSHK
Disclaimer: Proyek ini didanai bersama Uni Eropa. Konten ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab ECHO Green dan bukan mencerminkan pendapat/pandangan Uni Eropa.
Link terkait :
https://www.instagram.com/p/CVFLn-EgOKc/?utm_source=ig_web_copy_link
#EchoGreen
#SHK
#LombokTimur
#HariPanganSedunia
#PetaniMilenial
#PerempuanTani
#InisiatifEkonomiHijau
#PetaniIndonesia