Petani Perempuan di Desa Malasari sebagian merupakan tulang punggung keluarga, pengelolaan hutan berkelanjutan melalui program Kemitraan Konservasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sebagai aktor utama terutama petani perempuan.
Desa Malasari di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, 78% wilayahnya berada di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), merupakan desa wisata hutan tropis dengan pesona lansekap alam, kearifan lokal mampu mempertahankan daerah tangkapan air dan keanekaragaman hayati.
Konsorsium pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK) dengan dukungan Global Alliance for Greend and Gender Action (GAGGA) dan Non Timber Forest Products-Exchange Programme (NTFP-EP), bersama NGO lain dan pemerintah Desa mendorong peran petani perempuan turut mengelola hutan dengan baik.
Masyarakat Desa Malasari telah melaksanakan rangkaian kegiatan baik diskusi usulan program Kemitraan Konservasi melibatkan petani perempuan, pemetaan partisipatif identifikasi lahan yang diolah masyarakat, penyusunan bersama dokumen untuk program Kemitraan Konservasi, hingga dokumen rencana pengelolaan.
Petani perempuan telah mulai mengidentifikasi potensi Sumber Daya Hutan diantaranya potensi pangan lokal, serta potensi NTFP. Mereka akan mengembangkan potensi usaha komoditas komunitas.
Sekretaris Desa Malasari Ibu Lela Isroria, SE., menyebutkan bahwa kegiatan identifikasi potensi komoditi sangat membantu program desa dalam pemetaan sosial ekonomi.
Ibu Lela mengatakan “Ini akan menjadi masukan dan rujukan bagi desa. Desa akan turut memonitoring lansung ke setiap Dusun, RW, dan Blok”.
Sekdes menjelaskan bahwa Desa Malasari sangat luas terdiri dari 4 Dusun, 12 RW dan 49 RT, dengan ragam potensi, baik potensi NTFP dan jasa lingkungan.
Gula aren dan jahe adalah salah satu komoditas potensial di Dusun Nyuncung. Ibu Eliya mengatakan “Malasari sebelumnya terkenal akan Teh Jahe”.
Identifikasi potensi NTFP dan potensi pengembangan usaha komoditi menjadi informasi awal untuk penyusunan bersama dokumen kesepakatan kerjasama dan rencana kelola skema Kemitraan Konservasi.
Perkembangan usulan perhutanan sosial melalui skema Kemitraan Konservasi ini telah diverifikasi oleh pihak Taman Nasional dan KSDAE, selanjutnya proses MoU berupa Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan Kelompok Tani Hutan Konservasi Malasari.
Mrs. Mynabel T. Pomarin dari Programme Officer – Global Alliance for Green and Gender Action, Non-Timber Forest Products – Exchange Programme (GAGGA, NTFP-EP) Asia telah melakukan Field Visit ke Desa Malasari (02-03 Mei 2019).
Selain berdialog langsung dengan masyarakat, petani perempuan dan tokoh desa, Mrs.Myna juga melakukan field visit ke beberapa lokasi potensi jasa lingkungan di Desa Malasari.
Petani Perempuan dan KTH Konservasi Malasari Lestari kedepan perlu terus didampingi dalam negosiasi, lobi, dan pembangunan kemitraan dengan lembaga daerah terkait.
#KpSHK-Ari-inal#
2 thoughts on “Peran Perempuan Halimun Salak dalam Peningkatan Ekonomi dan Konservasi Hutan”