KPSHK. Sakuli, Agustus 2016
Acara diskusi dengan kelompok tani, tokoh masyarakat dan kelompok perempuan dihadiri oleh Lurah Sakuli, Ketua Gapoktan, perwakilan kelompok perempuan dan anggota Konsorsium KPSHK yaitu YAPPI-Sultra dan LaPAK-Sultra yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus bertempat di sekertariat Gapoktan Poluloa.
Koordinator Wilayah Kolaka Laode Mangki didampingi Fasilitator Desa Martin Saramami, Field Adminsitrasi Abdul Mall dan Media Komunitas Mastukidun, memulai diskusi dengan mengenalkan hal-hal pokok program Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDAM) diantaranya terkait kemakmuran hijau dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di Kelurahan Sakuli mulai tahapan kegiatan pengelolaan sampai dengan tahapan pemasaran. Sesuai dengan tujuan Green Prosperity dan dukungan Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indoenesia), Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) bekerjasama dengan mitra lokal di Kolaka YAPPI-Sultra dan LaPAK Sultra yang melibatkan kelompok-kelompok tani dan kelompok perempuan.
Menurut Korwil Kolaka keterlibatan kelompok perempuan diharapkan menciptakan kesetaraan, kesejajaran perempuan dengan laki-laki dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan serta upaya mengurangi pemanasan global. Kelompok perempuan diharapkan dapat bersinergi dalam kegiatan pengembangan usaha seperti pembibitan, penanaman, usaha pembuatan Selai Jahe dan penyulingan daun cengkeh serta kegiatan usaha lainnya dalam upaya meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan kegiatan rebosisasi untuk pelestarian hutan dalam rangka mengurangi panas bumi. Selain kegiatan usaha, kelompok perempuan juga diberikan hak dalam pengambilan keputusan untuk menentukan jenis-jenis tanaman yang akan ditanam.

“Apakah kegiatan PSDABM bisa menyelenggarkan kegiatan pelatihan kelompok perempuan untuk meningkatkan ketrampilan pengelolaan usaha?”, tanya Tres dari perwakilan Kelompok Perempuan Sakuli.
“Untuk menentukan jenis kegiatan pelatihan, terlebih dahulu tentukan kegiatan yang akan dikelola oleh kelompok perempuan, akan dilakukan verifikasi kegiatan, masalah-masalah yang dihadapi dan menjajaki kebutuhan kelompok perempuan”, jawab Laode Mangki.
“Penanaman jahe yang baik dilakukan pada akhir bulan Desember atau awal bulan Januari dan akhir Februari. Menanam jahe selain ketiga waktu tersebut akan lebih beresiko gagal panen. Ada dua jenis jahe yaitu jahe putih dan jahe merah sementara itu masa panen jahe putih selama 8 bulan dan jahe merah selama 13 bulan”, jelas Laode Magki menanggapi penanya tentang penanaman jahe yang baik.
Kegiatan ditutup oleh Lurah Sakuli dengan harapan agar Sakuli banyak ditanami tanaman perkebunan untuk pengembangan kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan ekonomi rumah tangga dan pihak LSM sebagai lembaga pendamping dapat melakukan pendampingan secara maksimal selama program PSDABM.
#Aris/Mastukidun/Media Komunitas Kolaka#