Petani Hutan yang hidup di dalam maupun di sekitar hutan, menggantungkan hidupnya pada sumber daya hutan yang ada, mereka mampu menjaga hutan sambil mengumpulkan berbagai hasil hutan bukan kayu, baik sebagai pangan hutan, rempah hutan, obat-obatan hutan, kecantikan anak-anak gadis mereka, sampai bahan upacara adat, dan lain-lain.
Rempah hutan yang tersebar di Indonesia sangat besar dan memiliki ragam manfaat, sebagian belum tergali secara optimal. Menurut Direktur KpSHK, M.Djauhari yamg dimaksud rempah hutan disini adalah tanaman rempah-rempah non budidaya yang langsung dapat diambil masyarakat dari dalam hutan.
Sementara dalam kajian lapang KpSHK sebelumnya ditemui rempah-rempah yang telah dibudidayakan pada unit sistem hutan kerakyatan atau perhutanan sosial antara lain Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) di Hutan Adat Hiang dan Hutan Adat Pungut Mudik Kerinci sebagai penyangga kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Pala (Myristica fragrans) dan Lada (Piper nigrum) di Hutan Kemasyarakatan Tebatmonok Kepahiang Bengkulu berbatasan dengan kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Register 5, Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) dalam area Kemitraan Kehutanan Perhutani – LMDH Rengganis di Lereng Hyang Arsgopuro Jember, Cengkeh (Syzygium aromaticum) di HKm Sakuli Kolaka, serta banyak ditemui Jahe (Zingiber officinale) dan Kunyit (Curcuma longa Linn.) di HKm Beganak pada kawasan Hutan Lindung Gunung Naning, Sekadau.
Selanjutnya untuk mengetahui potensi Rempah Hutan di Indonesia terutama di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi khususnya pada ekosistem hutan dataran tinggi di Unit SHK, KpSHK bersama beberapa tim ahli botani atas dukungan ICCO melakukan penggalian literatur rempah dari berbagai sumber, diantaranya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO), dan berbagai sumber lainnya termasuk informasi langsung dari Petani Hutan yang hidup di dalam dan sekitar hutan. Melalui studi literatur ini, KpSHK mencatat berbagai tumbuhan hutan penghasil rempah, namun belum dibudidayakan.
Kelimpahan tumbuhan bahan rempah di Indonesia sangatlah tinggi namun belum semua dicatat dan dimanfaatkan dengan baik, padahal Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku telah lama mengenal tumbuhan rempah dan dikenal pula sebagai penghasil rempah.
Rempah adalah bagian dari tumbuhan yang secara fisiologis memiliki aroma dan rasa khas, serta memiliki kandungan atsiri. Secara fungsional, rempah dapat berfungsi sebagai bumbu/perasa makanan-minuman, obat/suplemen, keindahan/estetika, dan pengawet.
Tim ahli botani kemudian mencatat tumbuhan rempah dengan batasan kriteria, kajian literatur kali ini sementara pada tumbuhan di eksosistem hutan dataran tinggi. Rempah Hutan yaitu tumbuhan asli / indigenous Indonesia, bukan exotic (introduksi/didatangkan dari luar). Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian tumbuhan asli Indonesia, mengingat tumbuhan introduksi dapat mengancam keberadaan tumbuhan lokal apabila bersifat invasive.
Rempah Hutan bernilai ekonomi atau memiliki potensi ekonomi, sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kesejahteraan Petani Hutan serta menunjang perekonomian nasional sebagai produk ekspor.
Rempah Hutan juga dapat dibudidayakan (menyesuaikan karakter agrikultur masyarakat lokal), dengan tujuan pengambilan/panen berlebihan dari dalam hutan dapat dikurangi/dicegah sehingga dapat mengatur kuantitas dan kualitas produksi serta mencegah kepunahan dan melindungi kelestarian hutan.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas KpSHK mencatat sedikitnya ada 185 species Rempah Hutan di Kalimantan, 77 di Sumatera, 32 di Sulawesi dan setidaknya masih ada sekitar 15 species di Jawa walau sulit ditemui hutan virgin di Jawa.
Dr. Dwi Susilaningsih, M. Pharm, selaku pengamat rempah dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menjelaskan bahwa berdasarkan data FAO (2016), Indonesia menempati peringkat keempat sebagai penghasil rempah di dunia.
Di dunia, berdasarkan data Negeri Rempah Foundation, tercatat ada 400-500 spesies rempah, 275 diantaranya berada di Asia Tenggara yang didominasi oleh Indonesia. Sehingga Indonesia memiliki julukan Mother of Spices.
KpSHK : Ari/Byou/inal