K.P. SHK

Merabu Kampung Asyik

SHK Karst Kampung Merabu

Kampung Merabu di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, aktifitas ekonomi utama di kampung ini terdiri dari pertanian dan meramu hasil alam seperti sarang burung walet alam, mengambil madu hutan, beternak sapi, beternak unggas, menanam sayur-mayur, dll. Termasuk potensi ekonomi terkait keberadaan kampung ini dalam Kawasan Ekosistem Karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Di Kampung Merabu, telah muncul sejumlah gagasan pengembangan ekonomi. Mulai dari pengembangan pertanian terpadu dengan peternakan hingga ke ekowisata serta gagasan kampung hijau. Untuk mewujudkan beberapa gagasan yang telah muncul di masyarakat dibutuhkan proses pendampingan, terutama terkait penguatan kelompok masyarakat.

Ekosistem Karts memiliki karakteristik khas dan kaya potensi alam. Kawasan ini menyimpan potensi sumber daya alam bernilai ekonomis, berupa sarang burung walet, potensi wisata alam, hasil hutan kayu maupun non-kayu, serta batuan mineral. Selain itu, kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, menjadi salah satu habitat penting orang utan dan sejumlah fauna endemik lain. Nilai penting lain dari kawasan ini, di dalamnya terdapat jejak peninggalan pra-sejarah yang terlihat dari lukisan tangan yang diperkirakan telah ada sejak 10.000 tahun sebelum Masehi.

KPSHK bersama Bioma dan Kerima Puri merancang sebuah pelatihan pengembangan kelompok ekonomi dan pelatihan pengembangan mata pencaharian alternatif Kampung Merabu. Pelatihan ini diharapkan menjadi dasar bagi pengembangan model kegiatan ekonomi bersama yang sejalan dengan proses dan tujuan pembangunan berkelanjutan, dan sebuah upaya untuk meminimalisir konflik pengelolaan sumber daya alam yang sekaligus menjawab kebutuhan ekonomi dan tanpa menambah tekanan terhadap kelestarian alam.

Penguatan basis ekonomi desa menjadi amat penting untuk mencegah kemiskinan di pedesaan. Secara sederhana, basis ekonomi desa adalah sumber pendapatan di desa. Adapun cara menguatkan basis ekonomi desa amat beragam. Salah satunya melalui pengembangan ekonomi masyarakat secara berkelompok.

Tradisi dan semangat bekerjasama dalam kelompok bukanlah hal baru bagi masyarakat di Nusantara. Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia telah terbiasa bekerjasama dengan semangat gotong-royong. Beragam kegiatan mulai dari kegiatan pertanian, membangun rumah, hingga pemeliharaan fasilitas bersama biasa dikerjakan bersama-sama.

Dalam kegiatan ekonomi di pedesaan, gotong royong dilakukan untuk kepentingan yang lebih luas seperti pengelolaan tanah, musim tanam, panenan, dll. Dalam rangka mengorganisir kegiatan-kegiatan semacam ini kemudian bermunculan kelompok-kelompok musiman yang bersifat sementara dan biasanya berakhir seusai kegiatan bersama tersebut.

Semangat dan tradisi bekerja dalam kelompok yang bersifat sementara ini dapat dioptimalkan agar mempu memberi manfaat dalam pengelolaan basis ekonomi pedesaan secara berkelanjutan. Semangat dan tradisi tersebut merupakan modal sosial yang dapat dikembangkan menjadi kelompok yang berkesinambungan. Kelompok masyarakat semacam ini dapat menjawab keterbatasan tenaga, waktu, modal, dan teknologi diperlukan dalam pengembangan ekonomi di desa-desa, serta mempermudah pencapaian tujuan ekonomi masyarakat.

Hal yang paling penting, kelompok masyarakat memiliki peran penting dalam ekonomi pedesaan. Pada dasarnya mereka mengenal segala potensi yang dimiliki desa yang dapat dikembangkan. Agar potensi ekonomi sebuah desa dapat terkelola secara optimal dan berkelanjutan diperlukan kelompok atau komunitas masyarakat yang telah terbangun dan mampu bekerja sama untuk kebutuhan bersama dalam jangka panjang. (inal/Syam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat post lainnya