Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke79, dan mengampanyekan pencegahan kebakaran hutan dan Iahan (Karhutla) di kalangan anak muda, Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) menggelar kegiatan bertajuk Kahanjak Darung Bawan Penyelamatan Gambut Terakhir di Kahayan Hilir.
“Melalui kegiatan Kahanjak Darung Bawan Penyelamatan Gambut Terakhir di Kahayan Hilir, kita mengkampanyekan pencegahan Karhutla kepada masyarakat, khususnya anak muda untuk dapat terlibat aktif dalam menjaga Iahan gambut yang masih tersisa di
Kabupaten Pulang Pisau,” ucap Direktur KPSHK Moh Djauhari, di GPU Pulang Pisau, Sabtu
(7/9).
Dijelaskan Djauhari, program KPSHK fokus pada perlindungan dan konservasi hutan gambut, beberapa aktivitas perlindungan dan pencegahan Karhutlah di hutan gambut, ada beberapa kegiatan seperti pembuatan skat kanal untuk menahan air untuk pembasahan Iahan gambut.
”Penyelamatan hutan gambut selama ini, tidak ada anak muda yang terlibat. Dari itu kami berinisiatif untuk adanya pelibatan anak muda untuk regenerasi kedepan dalam penyelamatan hutan gambut,” kata Djauhari.
Selain itu Djauhari juga mengatakan, dalam melibatkan anak muda, pihaknya menggandeng sekolah yang ada di Kabupaten Pulang Pisau untuk melakukan penyadartauan melalui lomba.
“Kegiatan ini juga sebagai upaya Pintu masuk pelibatan anak muda, dalam menjaga Iahan gambut supaya tetap lestari dan terjaga dari kebakaran hutan dan Iahan,” jelasnya.
Kegiatan tersebut mengusung tema Kahanjak Darung Bawan penyelamatan gambut terakhir di Kahayan Hilir, lanjut Djauhari hampir di 4 hutan desa, 95 persen dari 16 ribu hektare itu, area gambut dalam sekitar 4 – 8 meter.
“ltu disebut gambut terakhir. Karena hanya di Pulang Pisau yang masih memiliki Iahan gambut sekitar 16 ribu hektar,” pungkasnya.
Djauhari berharap, perlindungan dan konservasi sumber daya hutan dan lahan gambut dalam pengelolaan, bisa dijadikan tradisi dengan rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap gambut.
“Nah, anak-anak muda ini adalah generasi penerus kita, yang banyak tidak tahu sumbernya hutan dan lahan gambut yang dimiliki. Padahal ini adalah sumbernya penopang mereka untuk maju. Jika mereka kehilangan sumbernya lahan gambut, dengan krisis kebakaran hutan maka mereka tidak akan punya sumber daya lagi,” pungkasnya.
(ung)
SUmber: