Sulawesi Tengah salah satu penghasil rotan rakyat alam. Beberapa jenis rotan alam ini tumbuh dan berkembang di hutan Sulawesi Tengah, khususnya di Labuan Kungguma, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Jenis-jenis ini meliputi 10 jenis dengan bahasa lokal.
“Kemarin, saya pergi keliling. Cari tahu jenis rotan yang diusahakan di sini,” tutur Harun, wakil petani pemungut rotan via sms (short message system) kepada Sekretariat KpSHK di Labuan Kungguma, Donggala (1/8).
Jenis-jenis rotan Kungguma yang disebutkan Harun dalam pesan singkatnya yaitu pato, sogisi, tintifuku, nggulufi, ombo, veufu, sogisi mbana, sogisi laoni, sogisi palowe, dan lauro. Beberapa jenis tersebut, umum diperdagangkan dengan sebutan lain yaitu batang, lambang, noko, tohiti, dan rotan ‘tai ayam’, terutama untuk jenis rotan skala ekspor.
Semua jenis tersebut biasanya terpaksa dibeli oleh pelaksana (tengkulak), karena petani pemungut tidak mau merugi walau beberapa jenis tidak dapat diekspor karena adanya pembatasan jenis rotan ekspor menurut kebijakan yang ada.
Hal tersebut sejalan dengan yang dituturkan Hengky, Direktur CV. Sumber Sulawesi Jaya, di Jakarta. “Kami terpaksa beli semua jenis dari petani, padahal beberapa jenis tidak bisa diekspor,” ungkap Hengky.
Kebijakan Kementerian Perdagangan (Permendag No.36 tahun 2009) mendasarkan rotan ekspor hanya dari ukuran diameternya saja, yang saat ini pembatasan jenis rotan ekspor menjadi sorotan pelaku ekspor (eksportir) bahan baku rotan alam.
Dalam polemik sektor rotan, pembatasan jenis dan aturan kuota ekspor rotan adalah inti ketidaksetujuan para pelaku usaha ekspor rotan alam. Mereka beranggapan pembuat kebijakan tata niaga rotan, khususnya Kementerian Perdagangan tidak paham pasar rotan dunia, karena banyak permintaan internasional khusus jenis rotan alam tertentu yang tidak masuk jenis boleh ekspor.
“Kami ambil rotan semua jenis, kalau tidak begitu kita rugi, walau pelaksana tak pesan, ya biar mereka beli juga,” ungkap Harun melalui sms-nya.
mari kita berdayakan petani Rotan dari belunguh kemiskinan
kami anak-anak pengumpel yang ada di sulteng sangat mendukung idds dan program teman-teman KPSHK
terima kasih,
tjong