Kelurahan Sakuli berada di Kecamatan Latembaga, Kota Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara berjarak 5 km dari kota Kolaka sebagai pusat perekonomian dan perdagangan. Mayoritas penduduk Kelurahan Sakuli bermata pencaharian petani kurang lebih 75 % , PNS 15 % , Pedagang 5 % , buruh tani dan buruh bangunan 5 %. PNS yang tinggal di Kelurahan Sakuli juga berkebun hingga total masyarakat pemilik kebun + 90 %, dengan luas kepemilikan lahan dan pekarangan rata-rata kepala keluarga kurang lebih 0,74 Ha dari 946 KK. Lahan perkebunan ditanami Cengkeh, Pala, Lada dan Kakao, dengan umur tanaman bervariasi antara 0 – 15 tahun. Produksi Kakao 5 tahun terakhir mengalami gagal produksi hingga rata-rata 20 kg per tahun akibat serangan hama.
“Target capaian dari program PSDABM KPSHK – MCA Indonesia untuk Keluarahan Sakuli yaitu meningkatnya pendapatan petani, menurunnya jumlah KK miskin, menurunnya dampak emisi rumah kaca, impelmentasi peran gender yang seimbang serta IUPHHK – HKm hutan lindung seluas + 500 Ha.”, tutur Laode Mangki selaku koordinator wilayah Kolaka dari lembaga YAPPI Sultra dalam Workshop Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) – MCA Indonesia, Bogor, 25/07/2016.
Akses jalan Kabupaten Kolaka umumnya sudah beraspal namun untuk akses jalan pada lahan pertanian di Kelurahan Sakuli yang letaknya pada lereng masih jalan perkerasan yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Pembuatan teras sesuai kontur lahan dan pada kaki kontur di tanami tanaman Pinang dan Gamal sebagai penahan longsor dan banjir.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Sakuli ditanami Bambu, Sengon, dan tanaman buah (Durian, Langsat dan Mangga), tanaman perkebunan (Kakao, Aren dan Pinang). Hasil produksi aren dimanfaatkan untuk Gula Aren yang memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan buah pinang untuk komoditi perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Terdapat 3 Dam pada DAS Sakuli sebagai penahan arus air dan persediaan air bagi masyarakat untuk tanaman perkebunan dan sayuran pada musim kemarau. DAS juga berfungsi sebagai wisata pemandian dan pemancingan ikan air tawar. Namun ancaman ekologis DAS Sakuli sampai saat ini adalah adanya ijin penambangan pasir pada musim kemarau.
Rencana dan harapan Kelurahan Sakuli terhadap program PSDABM bersama dengan KPSHK – MCA Indonesia :
Untuk Kawasan Hutan Lindung mengusulkan areal IUPPH-Hkm ( Hutan Kemasyarakatan seluas 500 Ha ), Implementasi pengkayaan tanaman seluas 50 Ha. Penanaman bambu, kayu-kayuan dan MPTS pada areal HKm dan DAS Sakuli sepanjang 3 Km.
Untuk Kawasan Hutan Rakyat (Lahan Milik) budidaya dan meningkatkan produksi tanaman perkebunan dan buah-buahan.
Peran Gender Kelurahan Sakuli terdapat 6 Kelompok tani yang beranggotakan pria dan 1 kelompok perempuan tani yang tergabung dalam GAPOKTAN POLULOA sebagai perwakilan perempuan. Perempuan akan menjadi dominan pada semua level untuk meingkatkan pengetahuan dan keterampilan kelembagaan dan manajemen.
#Aris/Laode Mangki#