K.P. SHK

Abdurrahman Wahid dan Pemetaan Desa ECHO Green

Abdurrahman Wahid dan Pemetaan Desa ECHO Green

 

Abdurrahman Wahid (biasa dipanggil Maman), pemuda berusia 30 tahun ini asli Dusun Batu Cangku, Desa Sapit, Kecamtan Suela Kabupaten Lombok Timur, adalah lulusan sarjana teknik sipil yang sekarang bergelut dibidang pertanian dan perkebunan di desanya.

Dua tahun belakangan ini Maman memulai bisnis pembibitan kopi, karena kopi di daerahnya sangat cocok untuk dikembangkan. Maman sudah berjualan kopi sejak tahun 2015 untuk membantu masyarakat menjual biji kopi yang telah dipanen dengan cara mengemas kopi siap saji. Maman juga bergerak dibidang pariwisata dan pertanian untuk mengembangkan bisnis kopinya dengan berjualan kopi ditengah pemandangan alam.

Melalui program ECHO Green yang dilaksanakan oleh KpSHK sebagai anggota Konsorsium ECHO Green Lombok Timur di Desa Sapit, Maman aktif sebagai Tim Pemetaan Desa. Menurut Maman ini membuatnya mulai bergelut kembali dengan bidangnya saat kuliah soal input data desa dan pembuatan peta tata ruang desa.

“Bersama ECHO Green Lombok Timur, kegiatan pemetaan ini sangat membantu saya dalam mengembangkan ilmu teknik yang sudah lama saya tidak gunakan, beberapa ilmu yang sangat berharga dikembangkan untuk membantu masyarakat di desa saya” jelas Maman.

Maman menyadari ada beberapa hal mendasar yang perlu dikembangkan seperti pemetaan sumber air yang mulai menurun debit airnya sehingga perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat agar lebih banyak menanam pohon.

Maman menuturkan “Dengan adanya kegiatan pemetaan oleh Tim Pemetaan Desa bersama ECHO Green ini kami dapat menggali potensi yang ada di desa dan sangat membantu dalam perencanaan pembangunan desa ke depan” jelas Maman.

Program ECHO Green yang didanai oleh Uni Eropa merupakan proyek konsorsium dengan Yayasan Penabulu sebagai koordinator konsorsium dan ICCO Cooperation, Konsil LSM Indonesia, dan  KpSHK sebagai anggota konsorsium.

 

Ida Laely selaku Sub District Coordinator ECHO Green Lombok Timur menjelaskan bahwa ECHO Green akan diimplementasikan dalam periode tiga tahun sejak 2020 hingga 2022, bertujuan untuk mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan pemuda di sektor pertanian berkelanjutan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sebagai upaya mendukung pencapaian SDG2, SDG5, dan SDG8 di Indonesia.

“Proyek ECHO Green Lombok Timur akan mendorong peningkatan kapasitas kelompok petani perempuan dan pemuda di sektor pertanian yang akan bekerja di tiga kecamatan, yaitu Sambelia, Suela dan Sembalun” jelas Ida Laely.

Secara spesifik ECHO Green akan fokus pada upaya meningkatkan kerjasama antara masyarkat, pemerintah, dan sektor swasta untuk secara efektif memperkuat pelibatan petani perempuan dan pemuda dalam perencanaan tata ruang dan tata guna lahan serta meningkatkan praktek pertanian berkelanjutan.

 

————————————————————————————-

 

Proyek ini didanai bersama Uni Eropa. Konten ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab ECHO Green dan bukan mencerminkan pendapat/pandangan Uni Eropa.

 

#KpSHK/SDC-Lombok Timur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat post lainnya